Sabtu, 09 April 2022

Dejavu.VERA DIAMITA


 

                                                   

Pagi tadi ceritanya lagi gabut mau ngapain, iseng lihat blog ku, ternyata tulisan terakhirku pada 20 Juli  2016, jadi sudah  hampir 6 tahun tidak lihat blog.   Total penayangan halaman 7214,  Karena sedang dapat inspirasi dari pengalaman unik yang  kualami beberapa bulan ini, mendingan buat tulisan deh. waduw ternyata cara masuk blog pun lupa, lupa email apalagi pasword, susah payah kutak katik, tanya anak dapat penjelasan, dan masih belum mudah berhasil login..setelah bekerja keras mengingat email yang kugunakan membuat blog, alhamdulillah akhirnya berhasil donk, sampai teriak kegirangan saking seneng. Bayangkan hampir satu jam hanya mau masuk blog sendiri...hadew. oya BTW blog ku ini murni otodidak ya, jadi ya masih berantakan gitu dashboardnya dan belum menarik sama sekali, hanya buat iseng menuangkan ide menulis saja intinya...langsung ya...ceritanya begini..

Delapan bulan yang lalu, dan masih berlangsung sampai saat ini, sesekali masih muncul pada waktu dan suasana berbeda. Didepan mataku, tergelar papan catur yang sangat luas, dengan banyak bidak, beberapa kuda, Menteri dan Ratu yang harus kuatur langkahnya secara tepat. Sementara itu di seberang papan, terdapat sebuah gedung besar dan di temboknya tertulis angka  300  Dapat kupastikan, bidak caturku mesti kesana. Asma binti Umais, Yogyakarta, Jakarta, dan desa kecil di Magelang, beberapa kali muncul, di papan catur besar dengan huruf tebal Dan makin banyak manusia datang, berebutan saling dorong dan menjatuhkan, dengan satu misi menuju gedung dengan angka 300 nya

waktu itu sangat jelas kemunculannya,seorang gadis dengan raut wajah penuh semangat, namun tidak dapat menyembunyikan rasa khawatir dengan kesedihan yang jelas tergambar di raut wajahnya. Dia mendatangiku sembari menangis sambil memperkenalkan dirinya.

Dengan balutan busana khas muslimah, dia bermaksud mengharapkan bantuan dari ku, untuk mengantar ke sebuah desa di wilayah Magelang. Sepedaku, ku tinggalkan begitu saja dan dengan niat membantunya, kuantarkan dia berboncengan mengendarai motornya. Kami pun langsung akrab karena gadis itu sejatinya periang dan bersemangat.

Dalam perjalanan, dia banyak bercerita, ada keinginan kuat dan semangat yang menggebu, salah satu yang paling kuingat adalah  "Pak saya ingin sekali ke Jakarta". "Mau ngapain kesana Nduk?". "Saya tidak tahu pasti disana ada apa dan mau ngapain pak, tapi sangat ingin kesana."

Singkat cerita,  kami tiba di sebuah Desa di Magelang.

Kami mendatangi sebuah Panti asuhan khusus perempuan. Dia menangis sejadi- jadinya, terharu teramat dalam dan menyatakan kesedihan serta empati yang begitu besar ditujukan kepada penghuni panti. Sekelebat kemudian kami sudah kembali ke sebuah lapangan dimana ku tinggalkan sepeda. Lalu dia pun berpamitan untuk pulang.

Sejenak ku merenung dan tahu apa yang akan ku kerjakan. Bidak mana yang harus kumainkan, karena memang jalannya demikian gamblang di depan mata.

Sesungguhnya, menarik jiwa awam kedalam pusaran  momentum gelombang energi, yang tak mudah dimaknai dengan akal, merupakan suatu keniscayaan yang rumit,

Karena memang banyak hal ghaib yang tidak kita ketahui. Nanti siang ada apa kita tidak tahu itulah ghaib, nanti dagangan laku berapa, kita tidak tahu itu juga ghaib

Dengan energiku, disertai respon tepat yang diperlukan, keniscayaan rumit itu dapat  diarahkan dengan simple untuk sampai pada ending manis

Gedung dengan angka 300 di seberang papan catur, semakin samar dan lambat laun berkurang jumlahnya, seiring dengan banyak orang yang sudah masuk kedalamnya. Sementara itu makin banyak berdatangan manusia dengan beragam keperluan, tetap saling dorong menjatuhkan dengan bidak catur masing-masing. Sementara, aku masih berada di tepian dekat. Namun hampir dapat kupastikan, akan tiba pada saatnya meraih tempat dimana angka itu berada dan diperebutkan Desa kecil di Magelang, Yogyakarta, Jakarta dan Asma binti Umais silih berganti muncul di seberang papan catur, hanya dengan perlu Fokus serta langkah serius yang tepat, akan ditemukan jawabannya. Sesekali gadis itu menghampiriku, sekedar menyapa dan kemudian pamit lagi. Tidak banyak yang kami bicarakan. Namun pancaran matanya penuh harap.

Sejatinya lebih mudah dikomunikasikan dalam suasana yang tenang,  agar mengena, namun  sikon belum memungkinkan  melakukan itu, bahkan melalui sarana komunikasi yang ada sekalipun.

Sebuah keniscayaan untuk merangkai simpul-simpul yang mungkin mulai tercerai berai karena minimnya informasi dan respon yang dibutuhkan cenderung dikaburkan karena suasana batin empunya yang ada saat ini demikian membuncah dan sedang menimbang percaya/tidak percaya, dan masih terdapat keraguan disana.

Berikutnya Bidak catur mengajak melakukan sebuah amalan, mengajak sholat pada waktu tertentu, apa yang harus diperbuat di panti khusus perempuan di sebuah desa yang belum kusebutkan pendek kata semua informasi, bukan kebetulan  semua merupakan langkah Bidak dalam papan catur besar yang sedang dimainkan.

Saat berkenalan, Gadis itu menyebutkan namanya dengan jelas VERA DIAMITA  dan saya yakin bahwa itu bukan nama lengkapnya. "Nduk, nama lengkapmu dibelakang apakah singkatan yang terdiri dari dua huruf mati/konsonan?" Dia mengangguk mengiyakan.

Dan saya tahu dua huruf apa itu

Kuyakini seratus persen tanpa keraguan, ada kaitan kuat, mengapa kutulis ceritaku di sini, dan apa hubungannya Gadis dalam cerita ini. Karena ini bukan kali pertama kualami. Pasti ada sesuatu yang sedang dan akan terjadi melalui campur tanganku. Ada banyak cerita tidak masuk akal namun terjadi begitu saja, bagi sebagian besar orang mustahil, namun kalimat yang meluncur dari mulut ku sudah banyak yang terbukti.

Langkah berikutnya, aku adalah Menteri di papan catur akan memainkan peran,  Hanya dibutuhkan  langkah kecil yang sederhana dari respon yang sesuai dari si empunya, sudah cukup memperkuat energi, dan membantu mengurai keadaan yang dibutuhkan dengan tepat

Aku belum bisa memastikan, apakah Gadis itu mau melewatkan kesempatan emas, dengan membuang energi  sia-sia, atau memanfaatkan informasi ini? melanjutkan langkah merajut asa yang sudah gamblang didepan mata.

Wallahu alam bi showab
Wallahu a'lam bish-shawabi ( والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ ) “dan Allah lebih tahu yang sebenarnya”.

ya, sekelumit cerita itu yang baru-baru ini bergayut dibenakku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar